Semanggi Suroboyo. Lontong balap Wonokromo. Dimakan enak sekali. Sayur semanggi, kerupuk puliiiii. Bung mari. Siapa kenal lirik lagu itu, angat tangan! Kalian yang tinggal di Surabaya pasti tahu, kan? Itu adalah lagu keroncong yang mendeskripsikan semanggi, salah satu kuliner khas Surabaya. Apa itu semanggi? Bagaimana cara membuatnya?
Sekilas, orang akan mengira itu adalah pecel. Tampilannya sama, sayur yang diberi bumbu kacang di atasnya. Tempat penyajiannya pun sama, yakni daun pisang. Tapi, bukan. Itu bukan pecel. Itu adalah semanggi.
Zaman sekarang, penjual semanggi kian jarang ditemukan. Semanggi tidak sepopuler dulu. Jadi, wajar saja, kalau ada arek Suroboyo generasi milenial yang mengatakan, “Semanggi iku panganan opo?” (Semanggi itu makanan apa?).
Semanggi sejatinya adalah tumbuhan. Tumbuhan paku air yang mudah ditemukan di rawa, danau, dan sawah. Di tangan orang Surabaya, semanggi tidak sekadar tumbuhan, tapi diolah menjadi makanan khas.
Sumber: https://www.idntimes.com/food/diet/ishmahirsalinaa-at-gmailcom/5-keunikan-pecel-semanggi-khas-surabaya-c1c2/full
Gimana cara bikin semanggi? Pertama-tama, petik dulu daun semangginya (ya iyalah!). Setelah dipetik, bersihkan dan rebus dalam air panas. Selain daun semanggi, siapkan pula kecambah dan kangkung. Kecambah dan kangkungnya juga harus direbus, ya.
Semanggi sudah, kecambah dan kangkung pun sudah. Saatnya menyiapkan bumbunya yang terbuat dari kacang tanah dan ketela yang dicampur dengan gula merah. Setelah bumbu siap, saatnya semanggi disajikan.
Semanggi beserta kecambah dan kangkung diletakkan di daun pisang yang di-pincuk (ujung daun pisangnya disemat dengan lidi sehingga membentuk lekukan). Selanjutnya, bumbu dituangkan ke atasnya. Tambah nikmat dengan kerupuk puli (kerupuk terbuat dari beras). Nyam nyam nyam, kriuk kriuk kriuk.
Sumber: https://www.idntimes.com/food/diet/ishmahirsalinaa-at-gmailcom/5-keunikan-pecel-semanggi-khas-surabaya-c1c2/full
Kerupuk puli itu bukan sekadar kerupuk, lho, melainkan juga berfungsi sebagai sendok. Iya, saat makan semanggi, kalian tidak menggunakan sendok seperti sendok pada umumnya. Sebagai penggantinya, kalian menggunakan kerupuk puli yang berukuran cukup lebar.
Tampilan semanggi memang mirip pecel. Oleh karenanya, ada yang menyebutnya sebagai pecel semanggi. Lantas, apa perbedaan antara pecel dan semanggi? Bahan utama pecel memang sayur-sayuran, seperti semanggi. Namun, tidak ada daun semanggi di pecel. Sayuran di pecel pun lebih beragam.
Bumbunya juga berbeda. Tidak ada ketela pada bahan pembuatan bumbu pecel, sedangkan di semanggi ada. Ketela inilah yang membuat bumbu semanggi terasa lebih manis.
Sumber: https://www.idntimes.com/food/diet/ishmahirsalinaa-at-gmailcom/5-keunikan-pecel-semanggi-khas-surabaya-c1c2/full
Harga seporsi semanggi cukup murah, yakni Rp5.000. Di mana tempat di Surabaya yang menjual semanggi? Nah, ini, nih. Butuh effort lebih kalau kalian ingin mencicipi semanggi, pasalnya sudah jarang ditemukan penjual semanggi di pinggir-pinggir jalan.
Tempat di Surabaya yang kemungkinan besar menjual semanggi adalah Jalan Bukit Palma di daerah Citraland. Di situ biasanya berjejer ibu-ibu penjual semanggi. Mereka berasal dari Kampoeng Semanggi yang berlokasi di Benowo, Surabaya Barat.
Sumber: http://andanfathullah.blogspot.com/2014/10/semanggi-surabaya.html
Sebagian besar penduduk Kampoeng Semanggi memang bekerja sebagai penjual semanggi. Mereka tidak menjajakannya di kampung, tetapi berkeliling dari satu daerah ke daerah lain atau berjualan di pinggir jalan.Selain di Jalan Bukit Palma, kalian juga bisa menemukan penjual semanggi di area Taman Bungkul.
Oh, ya, ada satu keunikan dari wanita penjual semanggi. Apa itu? Pakaian. Para penjual semanggi biasanya mengenakan pakaian tradisional berupa kebaya dan sewek alias kain Jawa. Kalian arek-arek Suroboyo, sudah pernah makan semanggi belum, nih?
Komentar