Di zaman kesetaraan gender kayak sekarang ternyata masih ada tempat di beberapa negara yang ngelarang perempuan/laki-laki buat dateng berkunjung, lho. Salah satunya adalah Pulau Okinoshima yang ada di Jepang. Berlokasi di selatan Kyushu, sekitar 200 km dari ujung daratan utama Jepang, Okinoshima luasnya cuma sekitar 0,5 kilometer persegi. Di pulau mini ini, terdapat kuil Munakata Taisha Okitsumiya yang didedikasikan untuk memuja dewi laut. Makanya dari ratusan tahun yang lalu para nelayan juga suka mampir ke sini buat berdoa untuk keselamatan jiwa dan kapal mereka.
Sumber foto:A�www.b92.net
Walaupun ukurannya kecil, tapi Okinoshima kaya sama nilai sejarah. Dari abad ke-4 hingga 9, pulau ini jadi pusat pertukaran barang antara Korea dan China. Gak heran kalau di Okinoshima ditemukan lebih dari 80.000 artefak, mulai dari cincin emas Korea hingga cangkir-cangkir kaca dari Persia. Seru, ya? Sayangnya kamu gak bisa ngeliat langsung benda-benda bersejarah dan kuil yang ada di sini kalau kamu perempuan.
Sumber foto:A�www.okinoshima-heritage.jp
Terus kenapa, ya, perempuan dilarang buat mampir ke Okinoshima? Katanya, sih, karena perempuan ngalamin siklus menstruasi yang ngebikin mereka jadi gak a�?sucia�?. Ada juga yang bilang karena emang perjalanan ke Okinoshima terlalu bahaya buat perempuan, makanya mereka dilarang buat dateng ke pulau ini.
Sumber foto:A�www.voanews.com
Apa pun alasannya, Okinoshima emang unik banget. Bahkan untuk para lelaki yang mau berkunjung ke sini diwajibkan untuk telanjang dan ngelakuin ritual pembersihan diri dulu sebelum masuk ke pulaunya! Setelah itu mereka harus berjanji untuk gak ngasih tau orang di dunia luar apa yang mereka alami dan liat di Okinoshima. Duh, bikin penasaran gak, sih?
Sumber foto:A�www.citiestips.com
Nah, baru-baru ini pemerintah Jepang mengajukan Okinoshima sebagai salah satu tempat Warisan Dunia UNESCO. Status diterima atau enggaknya baru bisa ketahuan nanti di bulan Juli. Eits, jangan seneng dulu, Aladiners. Kalaupun nantinya pulau ini didaulat jadi Warisan Dunia UNESCO, para pendeta Shinto yang hidup di sini tetap kekeuh untuk ngelarang turis perempuan untuk datang berkunjung.
Komentar