Hei ho kamu yang suka berpetualang, coba, deh, sesekali mampir ke Pulau Palmerston di Samudera Pasifik. Kalau mau ke sana, kamu kudu mengarungi lautan selama 5—9 hari. Harus bener-bener tahan banting biar nggak mabuk laut, cocok buat yang berjiwa petualang. Ada banyak keunikan di Pulau Palmerston, salah satunya adalah penduduk di pulau tersebut saling berhubungan darah.
Puluhan penduduk di Pulau Palmerston berasal dari satu garis keturunan, yakni William Masters. Masters, si tukang kayu, mendarat di Palmerston pada 1860. Saat itu, Pulau Palmerston masih belum berpenghuni. Ia seketika jatuh cinta pada keindahan pulau tersebut dan pada 1863 memutuskan untuk menetap di sana bersama kedua istri dan anak-anaknya.
Meskipun Pulau Palmerston adalah pulau terpencil dan untuk mendapatkan makanan harus mengandalkan kiriman dari pulau lain, Masters sama sekali nggak mempermasalahkannya. Masters malah berhasil mendapat istri ketiga, lho, saat menetap di sana. Istri ketiganya tersebut berasal dari pulau tetangga Pulau Penrhyn. Wah, beruntung banget, ya, si Mister Masters!
Pada 1899 Masters meninggal. Ia lantas membagi Pulau Palmerston seluas 2 km2 itu menjadi tiga bagian dan mewariskannya pada ketiga istrinya dan anak-anaknya. Setelah anak-anak Masters beranak-pinak, jadilah pulau tersebut semakin ramai oleh keturunan Masters. Total jumlah penduduk Pulau Palmerston adalah 62 orang.
Sumber: https://www.triplisher.com/article/1427/An%20island%20paradise%20that%20will%20adopt%20you (diambil dari Cindy Hopkins/Alamy)
Setiap kali keluar rumah, penduduk di sana akan bertemu sepupu, keponakan, tante, om, atau bisa saja kakek atau nenek mereka. Semua saling terikat hubungan darah. Semua saling bersaudara. Dan, jangan heran saat melintasi kuburan di sana, kamu akan melihat tulisan Masters di batu-batu nisannya.
Selain bisa menjumpai orang-orang yang wajahnya mirip-mirip – karena mereka saling bersaudara—, masih banyak keunikan lain yang bisa kamu jumpai di Pulau Palmerston. Keunikan-keunikan di sana akan membuatmu serasa hidup layaknnya masyarakat sederhana yang belum tersentuh modernisasi.
Di Pulau Palmerston nggak ada supermarket sama sekali. Kalau di sekitar tempat tinggalmu kamu bisa menemukan supermarket saling berjejer di jalanan, jangan harap menemukannya saat berada di Palmerston. Lantas, gimana caranya penduduk di sana membeli barang kebutuhan sehari-hari? Satu-satunya cara ialah dengan mengimpornya dari pulau tetangga.
Sumber: https://timesofindia.indiatimes.com/travel/destinations/palmerston-island-where-everyone-shares-surname/as64221392.cms (diambil dari Thinkstock Photos)
Untuk urusan makan pun, penduduk Palmerston harus bersusah payah. Kalau mau makan, mungkin kamu tinggal beli aja atau sesusah-susahnya paling beli bahan di pasar terus dimasak. Nah, penduduk di sana harus mancing dulu ataupun memanen di kebun. Jangankan makan, untuk minum saja, mereka harus mengumpulkan air hujan.
Listrik di Pulau Palmerston tersedia dari pukul 6.00—12.00. Selepas itu akan mati dan baru pada malam hari akan menyala lagi. Internet? Ada, tapi, toh, juga hanya di waktu tertentu. Buat yang hobi posting story di Instagram, harus ditahan dulu.
Sumber: http://www.moanasailing.com/Palmerston-Cook-Islands.html
Dengan segala keterbatasannya itu, apakah Pulau Palmerston masih menarik bagi wisatawan? Jangan salah. Pulau tersebut tiap tahunnya ramai dikunjungi ratusan wisatawan. Suasana di sana yang tenang dan damai serta kehidupan penduduknya yang sederhana membuat banyak wisatawan berbondong-bondong datang.
Setelah mengarungi lautan selama berhari-hari dan akhirnya kapal yang kamu tumpangi mendekati Pulau Palmerston, kamu akan disambut oleh kapal milik penduduk. Penduduk tersebut akan “mengadopsimu” menjadi anggota keluarganya. Ia akan menjadi guide-mu selama berada di Palmerston. Di rumah penduduk itu pulalah kamu akan menginap sebab memang nggak ada hotel di sana.
Sumber: http://onthehorizonline.com/tag/palmerston
Dengan segala kesederhanaannya, apakah kamu masih bisa have fun di Pulau Palmerston? Bisa, dong! Kamu bisa mencicipi lezatnya ikan parrot (Hoplarchus psittacus) yang dimasak dengan cara dipanggang. Ikan parrot adalah satu-satunya barang ekspor dari Palmerston. Terus, buat yang hobi berolahraga, kamu bisa join penduduk main voli setiap sore. Tuh, masih bisa have fun, kan?
Komentar