Apa yang pertama kali muncul di benak kalian waktu denger kata Lampung? Mungkin, banyak di antara kalian yang bakal jawab Way Kambas. Wajar, karena Way Kambas merupakan taman nasional tempat konservasi gajah yang namanya udah mendunia. Way Kambas boleh lebih terkenal, tapi kini Provinsi Lampung juga mulai dikenal dengan Festival Panen Padi. Festival tersebut diselenggarakan di Kabupaten Lampung Timur, tempat yang sama yang menjadi lokasi Way Kambas.
Sebelum jelasin tentang Festival Panen Padi, Mister bakal jelasin dulu profil singkat Kabupaten Lampung Timur. Lampung Timur merupakan kabupaten yang berdiri pada 1999. Bumei Tuwah Bupaden, itulah semboyan kabupaten ini. Artinya, daerah yang memberi kemakmuran bagi warganya.
Salah satu keistimewaan Lampung Timur adalah termasuk kabupaten yang jadi lumbung padi buat Provinsi Lampung. Kebanyakan warga di sana bekerja sebagai petani. Luas sawahnya kurang lebih 128.000 hektare dan produksi beras per tahunnya mencapai 666.000 ton. Nggak heran, deh, kalo akhirnya Lampung Timur jadi salah satu lumbung padi buat provinsi Lampung.
Festival Panen Padi di Lampung Timur diadain sebagai bentuk penghormatan buat para petani yang udah memenuhi kebutuhan pangan sekaligus buat mengucap syukur pada Tuhan atas keberhasilan panen. Tujuan lainnya, tentu aja, buat promosi sektor pariwisata Lampung Timur.
Lewat Festival Panen Padi, diharapkan produksi pertanian bisa meningkat. Jadi, bisa ningkatin pendapatan para petani juga. Festival tersebut baru diselenggarakan dua kali, yakni pada 2017 dan 2018. Pada 2017, lokasinya di Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara. Pada 2018, lokasinya di Desa Telogorejo, Kabupaten Batanghari.
Sumber foto: https://lampungpro.com/post/1676/gubernur-lampung-dan-bupati-buka-festival-panen-padi-perdana-di-lampung-timur
Sumber foto: https://twitter.com/kelilinglampung/status/837271635337961474/photo/1?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E837271635337961474&ref_url=https%3A%2F%2Fkelilinglampung.net%2F2017%2F03%2Ffestival-panen-padi-lampung-timur-2017%2F
Dalam Festival Panen Padi, tentu aja, ada panen padi massal. Para petani berkumpul di sawah dan manen padi bareng-bareng. Yang bikin seru, ada komunitas motor yang konvoi menuju sawah buat menyaksikan proses memanen. Bupati Lampung Timur Chusnunia Cholim juga ikut dalam konvoi komunitas motor ini, lho. Coba lihat foto konvoi motor di atas. Seru banget, nggak, sih?
Sama seperti festival kebanyakan, ada beragam tontonan menarik dalam Festival Panen Padi. Ada Tari Sigeh Pengunten yang ditampilkan sebagai tari pembuka. Sigeh Pengunten adalah tari tradisional asal Lampung yang biasa ditampilkan buat nyambut tamu. Ada juga pertunjukkan musik lesung yang dimainkan beberapa orang. Secara bergantian mereka mukul alu ke lesung sehingga menghasilkan irama musik yang enak didengar. Apa, sih, lesung dan alu itu?
Lesung dan alu merupakan peralatan tradisional buat menumbuk padi. Lesung adalah wadah di mana padi diletakkan, sedangkan alu adalah penumbuknya. Lesung berbentuk balok yang bagian dasarnya cekung, sedangkan alu bentuknya mirip tongkat. Keduanya sama-sama terbuat dari kayu.
Sumber foto: https://rahmawatie.com/2017/03/warna-warni-festival-panen-padi-lampung-timur-2017/ (fotografer: Raiyani Muharramah/ raiyani.net)
Selain bisa nonton pertunjukkan tari dan musik, kalian juga bisa lihat-lihat beragam hasil pertanian warga selain padi, yakni jagung, cabai, ketimun, dan masih banyak lagi. Oh, ya, kalian bisa ngajak nenek dan kakek ke festival ini karena ada juga senam buat para lansia. Mantap, kan?
Buat yang pingin seru-seruan ikutan lomba, di festival ini juga ada. Kalian bisa ikut lomba tebak ukuran sawah, lomba tebak hasil panen, lomba joget di sawah, bahkan sampai lomba nangkep bebek di sawah. Seru banget!
Acara yang paling ditunggu-tunggu adalah pawai traktor hias. Traktor-traktor yang biasanya digunain buat membajak sawah dihias jadi lebih “cantik”. Di kanan dan kiri traktor, tergantung beragam hasil pertanian. Salah satu traktor hias yang cukup menyita perhatian adalah traktor berbentuk tikus. Kenapa milih tikus? Itu karena tikus merupakan hewan yang jadi musuh petani yang suka nyerang tanaman sehingga bisa ngakibatin gagal panen.
Sumber foto: https://kelilinglampung.net/2017/03/festival-panen-padi-lampung-timur-2017/ (fotografer: Gede Setiyana)
Sumber foto: https://kelilinglampung.net/2017/03/festival-panen-padi-lampung-timur-2017/ (fotografer: Raiyani Muharramah/raiyani.net)
Saat pawai traktor hias, para warga yang ikut pawai berdandan kaya petani dengan pakai capil. Capil adalah topi yang terbuat dari anyaman rotan yang biasa dikenakan petani. Beberapa di antara mereka mengendarai sepeda kebo alias sepeda ontel zaman dahulu.
Seru, kan, ikutan Festival Panen Padi? Meskipun namanya panen padi, tapi nggak melulu soal padi. Ada banyak acara hiburan yang bisa kalian nikmati sekaligus kalian bisa nambah wawasan soal kebudayaan Provinsi Lampung.
Komentar