Glek glek glek. Minum minuman bersoda yang dikasih es emang nyegerin. Btw btw, nih, kalian pernah nyobain minuman bersoda apa aja? Mister tebak, rata-rata, kalian udah pernah nyoba minuman bersoda asal luar negeri. Tahu nggak, sih, Indonesia juga punya minuman bersoda, lho. Namanya limun sarsaparilla. Cah Ngayogyakarta (anak Jogja) mungkin tahu minuman ini.
Iya, bener. Minuman bersoda limun sarsaparilla berasal dari Jogja. Minuman itu sempat tenar pada 1950—1960-an. Semenjak minuman bersoda asal luar negeri masuk ke Indonesia, pamor limun sarsaparilla mulai menurun.
Sesuai namanya, limun sarsaparilla terbuat dari tanaman sarsaparilla (Smilax ornata). Bagian yang diambil sebagai bahan untuk membuat minuman adalah batang. Karena merupakan minuman bersoda, tentu saja dicampur air berkarbonasi.
Bagi yang tidak terbiasa minum, kalian mungkin akan mengerutkan dahi saat mencium aroma limun sarsaparilla. Kalian tahu balsam yang biasanya digunakan untuk memijat itu? Nah, bau limun sarsaparilla seperti balsam. Aromanya, sih, memang nggak enak, tapi rasanya masih ok, kok, yakni manis bercampur mint. Apalagi jika ditambah es, makin segerrr. Tenang aja, minuman ini tidak mengandung alkohol sehingga aman dikonsumsi.
Sumber: http://traveltodayindonesia.com/sarsaparilla-minuman-populer-tahun-50an-di-yogyakarta/ (diambil dari Pepnosaurus)
Ada beberapa merk limun sarsaparilla, misalnya Herkules, Maeraktja, Ay Hwa, dan Minerva. Pabrik yang memproduksi Herkules (di Gondomanan) dan Maerakatja (di Mangkubumi) sudah tutup. Pabrik yang memproduksi Ay Hwa (di Sleman) dan Minerva masih beroperasi. Selain merk-merk itu, masih ada satu merk terbaru, yakni Indo Saparella.
Limun sarsaparilla dikemas dalam botol kaca dan ada dua ukuran botol, besar dan kecil. Kalian tahu botol kecap yang terbuat dari kaca? Seperti itulah botol limun sarsaparilla yang berukuran besar. Keunikannya ialah pada penutupnya yang terbuat dari keramik disertai kawat pengait. Sementara itu, botol yang kecil berbentuk bulat dengan bagian dasarnya melebar.
Ketika masih hits-hitsnya, limun sarsaparilla jadi suguhan di resepsi pernikahan atau di acara khitanan. Minuman tersebut juga jadi favorit di kalangan keluarga keraton. Kini, apakah limun sarsaparilla masih eksis di Jogja? Masih, tapi sudah jarang.
Sumber: http://www.madangwae.com/2014/03/indo-saparella.html
Di mana bisa menemukan limun sarsaparilla? Kalian bisa datang ke warung Soto Kadipiro di Jalan Wates, Bantul; Restoran Bale Raos di Jalan Magangan Kulon; dan Warung Kepik Sawah di Jalan Godean, Sleman. Kalau ingin melihat proses produksinya, kalian bisa datang ke pabriknya di Jalan Pandegamarta 100, Sleman.
Pabrik di Jalan Pandegamarta merupakan pabrik limun sarsaparilla bermerk Ay Hwa. Ay Hwa adalah merk lama. Tentu saja, proses produksi di pabrik tersebut tidak sekencang dulu. Kini, proses produksi hanya berlangsung dua kali dalam seminggu.
Sumber: https://www.starjogja.com/2018/08/31/limun-minuman-jadul/
Selain di Jalan Pandegamarta, pabrik limun sarsaparilla bisa juga ditemukan di Jalan Magelang km 6,1. Itu adalah pabrik yang memproduksi merk Indo Sarparella, merk paling baru. Pemilik merk Indo Sarparella mengatakan, tujuan diluncurkannya merk baru tersebut adalah untuk mengenalkan/mengingatkan kembali warga Jogja akan limun sarparilla yang pernah hits.
Untuk menikmati sebotol limun sarsaparilla, kalian cukup membayar sebesar Rp5.000. Kalau ingin sekalian dengan botolnya, kalian membayar Rp13.000—Rp15.000.
Komentar