Mungkin, banyak di antara kalian yang masih asing dengan Pulau Kumala. Pulau tersebut emang belum sepopuler Pulau Kakaban dan Pulau Derawan, dua destinasi wisata lain yang sama-sama terletak di Kalimantan Timur. Tapi, bagi warga lokal, khususnya yang tinggal di Kota Tenggarong, Pulau Kumala jadi destinasi favorit untuk berlibur. Konon katanya, Pulau Kumala menyimpan kisah-kisah mistis. Penasaran?
Sebelum jelasin tentang kisah mistisnya, Mister mau kasih penjelasan singkat tentang sejarah singkat Pulau Kumala dari sebelum jadi destinasi wisata sampai diresmikan jadi destinasi wisata.
Pulau Kumala terletak di tengah Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Tenggarong. Sungai Mahakam adalah sungai terpanjang kedua di Indonesia setelah Sungai Kapuas. Sebelum jadi destinasi wisata, Pulau Kumala adalah hutan yang ditumbuhi berbagai pohon sekaligus jadi tempat tinggal bekantan, kera khas Kalimantan. Pulau Kumala mulai dibangun jadi tempat wisata sejak 2000. Dua tahun setelahnya, yakni pada 2002, Pulau Kumala diresmikan sebagai tempat wisata pada perhelatan Festival Pulau Erau.
Sumber gambar: Shutterstock
Ada beragam wahana yang bisa kalian nikmati di Pulau Kumala. Ada menara setinggi 75 meter, kereta mini, kereta gantung, dan akuarium raksasa yang memajang ikan pesut. Ada juga rumah adat Suku Dayak yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk beristirahat sejenak. Untuk fasilitas penginapan, Pulau Kumala nyediain resort yang dilengkapi kolam renang.
Setelah sempat lumpuh pada 2007, aktivitas wisata di Pulau Kumala kembali meningkat sejak dibangun jembatan penyeberangan. Jembatan tersebut diresmikan pada 2016 dengan pemasangan gembok. Kini, banyak wisatawan yang memasang gembok cinta ketika melewati jembatan tersebut. Nama jembatannya adalah Jembatan Repo-repo. Dalam Bahasa Kalimantan, repo-repo berarti gembok.
Kisah Mistis Pulau Kumala
Di tengah keceriaan aktivitas wisata di Pulau Kumala, pulau tersebut, konon katanya, menyimpan beberapa kisah mistis. Jika kalian tahu kisah mistis tersebut, mungkin aja kalian jadi enggan pergi ke Pulau Kumala. Udah siap baca kisah mistisnya? Terus baca artikel ini, ya.
Salah seorang staf mengaku, ia pernah lihat sosok serem yang berdiri di antara pepohonan di dekat tempat penginapan. Menurut yang ia lihat, sosok ini seperti genderuwo. Tubuhnya tinggi besar dan matanya merah. Bukan cuma staf ini yang pernah lihat sosok si genderuwo. Beberapa pengunjung juga pernah melihatnya.
Lain lagi cerita dari staf lain yang mengaku pernah lihat seorang wanita cantik yang duduk di dekat turap jembatan. Ia mengira wanita itu termasuk salah seorang pengunjung. Tapi, pas dideketin, si wanita tiba-tiba ilang.
Cerita mistis yang paling seram mungkin adalah cerita tentang kejadian yang konon dialami seorang warga bernama Amir. Sehari-hari, Amir bekerja sebagai tukang kebun di area Pulau Kumala. Suatu hari, ketika sedang berkebun, tiba-tiba ia melihat sebuah gua. Aneh, gua tersebut nggak pernah ada sebelumnya.
Didorong rasa penasaran, Amir berjalan masuk ke gua tersebut. Anehnya, ketika sampai di dalam gua, ia malah ngerasa lagi ada di dalam kapal. Ada lorong gelap di kapal tersebut yang dipenuhi kamar di kanan dan kirinya. Saat lewat lorong tersebut, Amir denger suara orang yang berbicara di salah satu kamar.
Lagi-lagi karena didorong rasa penasaran, Amir masuk ke kamar tersebut. Ternyata, yang sedang berbicara di dalam kamar adalah pria-pria bule. Menyadari kedatangan Amir, salah seorang pria mempersilakan Amir masuk. Amir duduk di antara pria-pria itu.
Pria-pria itu ngelanjutin obrolan mereka yang sempat terpotong karena kedatangan Amir. Selama mereka ngobrol, mereka sama sekali nggak menganggap Amir. Seolah-olah Amir nggak ada. Setelah sekian lama berada di kamar tersebut, Amir mengantuk dan akhirnya tertidur. Tiba-tiba saja ia terbangun di kebun tempat ia biasa bekerja. Saat itu ada temannya yang membangunkan. Ada yang mengaitkan bahwa kapal yang dimasuki Amir adalah kapal yang tenggelam pada insiden Tenggarong, insiden peperangan antara Kerajaan Kutai dan pasukan Inggris.
Lumayan serem juga, ya, kisah mistis di Pulau Kumala. Pada berani datang ke sana, nggak, nih?
Komentar