Duduk manis di perahu sambil menikmati pemandangan di kanan dan kirimu. Duduk manis di perahu sambil menikmati gemerisik air. Duduk manis di perahu sambil menikmati tenangnya suasana yang jauh dari keramaian. Asyik banget gak, sih? Kegiatan itu bisa kamu lakukan di Giethoorn, desa terapung di Belanda. Perahu menjadi kendaraan utama di desa yang dijuluki sebagai the little Venice itu.
Desa Giethoorn terletak di Provinsi Overijssel. Jaraknya sekitar 1 jam 30 menit dari Amsterdam, ibu kota Belanda. Nama Giethoorn berasal dari kata geitenhoorn (bahasa Belanda) atau goat horn (bahasa Inggris) yang berarti tanduk kambing. Apa hubungannya dengan tanduk kambing?
Ketika penghuni pertama Desa Giethoorn datang ke desa tersebut, mereka menemukan tanduk-tanduk kambing. Kambingnya diduga sudah mati akibat banjir bandang. Tanduk kambing itulah yang membuat desa tersebut dinamai Giethoorn.
Desa Giethoorn dijuluki sebagai the little Venice karena rumah-rumah di desa tersebut terapung alias di atas air. Perahu menjadi kendaraan utama di sana. Setiap penduduk punya 2 - 3 sampan atau perahu kecil. Di setiap rumah, tentunya terdapat lahan untuk memarkir perahu.
Sumber: https://allthatsinteresting.com/giethoorn-town-without-streets#7 (diambil dari Piotr Iłowiecki/Flickr)
Perahu yang digunakan adalah perahu listrik. Suaranya tidak bising, seperti orang berbisik. Oleh karenanya, dijuluki sebagai whisper boat alias perahu berbisik. Selain tidak menimbulkan polusi suara, kelebihan lain perahu listrik adalah tidak menimbulkan polusi udara. Praktisnya, lebih ramah lingkungan.
Saat berkunjung ke Desa Giethoorn, kamu bisa ikut boat tour. Biayanya £8 per orang atau setara sekitar Rp130.000. Tur berlangsung selama 1 jam dan satu perahu dapat menampung 30 - 40 orang. Selama tur, kamu akan diajak menyusuri kanal sembari dijelaskan sejarah Desa Giethoorn oleh pengemudi perahu.
Selama tur pula, kamu bisa puas menikmati pemandangan rumah-rumah penduduk yang dihiasi pekarangan bunga yang cantik. Rumah-rumah tersebut sudah ada sejak 1230 sehingga sudah ratusan tahun usianya.
Sumber: https://www.rd.com/advice/travel/giethoorn-holland/ (diambil dari Shutterok/Shutterstock)
Pilihan lain untuk berkeliling Desa Giethoorn selain dengan ikut boat tour adalah dengan naik sepeda. Tersedia penyewaan sepeda di sana. Perahu dan sepeda. Hanya dua kendaraan itulah yang beroperasi di Desa Giethoorn.
Tidak ada kendaraan bermotor, karena memang tidak ada jalurnya. Kalau kamu pergi ke Desa Giethoorn dengan naik mobil atau sepeda motor, kamu harus memarkirnya agak jauh dari lokasi desa.
Desa Giethoorn punya dua museum, Museum De Oude Aarde dan Museum Het Olde Maat. De Oude Aarde memamerkan batuan dari berbagai belahan dunia, sedangkan Het Olde Maat berisi pajangan-pajangan tentang sejarah Desa Giethoorn.
Sumber: https://allthatsinteresting.com/giethoorn-town-without-streets#12 (diambil dari Giethoorn Tourism)
Kalian juga bisa menginap di Desa Giethoorn, lho. Namun, jangan harap menemukan hotel besar nan mewah. Penginapan di sana berupa homestay sederhana. Itu sesuai dengan konsep Desa Giethoorn sebagai desa kecil nan sederhana.
Ketika musim dingin, perahu tentu saja tidak beroperasi, karena air di kanal membeku. Sebagai gantinya, air yang membeku digunakan sebagai tempat untuk bermain ice skate. Gak ada perahu, ice skate pun jadi.
Desa Giethoorn cocok dikunjungi oleh wisatawan yang ingin mencari ketenangan, yang ingin menepi sejenak dari hiruk pikuk kota. Tidak adanya suara bising kendaraan bermotor dan indahnya pemandangan sekitar tentu bisa sejenak membuat pikiran jauh lebih rileks.
Komentar