Makanan Khas Kota Dieng – Masing-masing daerah yang ada di Indonesia pasti memiliki makanan khas, sama halnya seperti di Dieng. Makanan khas kota Dieng ini bisa merupakan perpaduan dari berbagai kearifan lokal yang populer di lingkungan masyarakat setempat. Di Dieng juga terdapat beragam makanan dan minuman khas yang wajib dicoba jika berkunjung ke Dieng. Mau tahu apa aja? Berikut diantaranya.
9 Rekomendasi Makanan Khas Kota Dieng yang Wajib Kamu Coba
-
Mie Ongklok
[caption id="attachment_34197" align="aligncenter" width="1000"] Sumber gambar: Shutterstock[/caption]
Hidangan ini merupakan olahan mie yang direbus, diracik dengan potongan kol, daun kucai, serta kuah kental berkanji. Mi rebus ini dibuat dengan menggunakan kol, potongan daun kucai, dan kuah kental berkanji yang disebut loh. Mi ini banyak dijajakan di berbagai warung, rumah makan, maupun dijajakan keliling memakai gerobak di kota tersebut. Pendampingnya biasanya adalah sate sapi, tempe kemul, serta keripik tahu. Dinamakan ongklok karena Ongklok merupakan semacam keranjang kecil dari anyaman bambu yang dipakai untuk membantu perebusan mi. Penggunaan alat bantu ini khas daerah setempat sehingga diberikanlah nama mi rebus ini sesuai dengan alat tersebut.
-
Tempe Kemul
[caption id="attachment_34198" align="aligncenter" width="1000"] Sumber gambar: Shutterstock[/caption]
Tempe satu ini merupakan tempe dibuat dari tempe dan campuran antara tepung gandum, tepung singkong, dan tepung beras yang ditambah dengan irisan daun kucai sebagai pelengkap. Tempe kemul disajikan hangat-hangat sebagai pelengkap untuk minum kopi atau teh. Tempe kemul mirip dengan tempe mendoan, namun bedanya terletak pada lebar tepung yang lebih luas dan penggunaan kunyit sebagai pewarna kuning dalam tempe kemul.
BACA JUGA: Dieng Culture Festival: Pesta Budaya Tahunan Dieng
-
Sego Megono
[caption id="attachment_34199" align="aligncenter" width="1000"] Sumber gambar: Shutterstock[/caption]
Nasi Megono mempunyai ciri khas nasi hangat yang di padu-padankan dengan irisan triwis atau kol dengan dilengkapi parutan kelapa, bumbu halus, serta ditambah teri basah untuk memperkaya tekstur dan juga rasa. Sego Megono berasal dari Bahasa Jawa yaitu Megono atau Mergo yang mempunyai arti sebab dan Ono yang mempunyai arti ada. Hidangan ini biasanya disajikan sebagai hidangan sarapan pagi oleh masyarakat Wonosobo dan paling nikmat jika disantap selagi hangat. Masyarakat Wonosobo biasa menikmati sego megono ini didampingi dengan berbagai jenis gorengan, namun yang menjadi lauk pendamping paling favorit yaitu tempe kemul.
-
Dendeng Gepuk
Makanan berbahan dasar daging sapi adalah makanan tradisional Wonosobo yang diolah dalam bentuk sayatan daging sapi dengan bentuk pipih. Dendeng gepuk ini bukan daging sapi biasa, namun memiliki tekstur yang kering, agak manis, dan gurih. Teman setia makanan ini adalah nasi hangat dan tidak lupa sambal bajak, yaitu sambal yang terbuat dari terasi, lengkuas, serai dan daun salam.
-
Geblek
Makanan khas kota Dieng Wonosobo ini adalah geblek. Jajanan ini terbuat dari bahan-bahan seperti tepung tapioka basah, daun kucai, dan rempah-rempah lainnya. Geblek berwarna putih yang dibentuk menyerupai cincin. Geblek mempunyai tekstur kenyal, lengket, dan rasa yang gurih.
BACA JUGA: Dieng, Tanah Para Dewa di Pulau Jawa
-
Carica
[caption id="attachment_34200" align="aligncenter" width="1000"] Sumber gambar: Shutterstock[/caption]
Jajanan khas Dieng satu ini berupa manisan yang kerap dijadikan oleh-oleh. Makanan ini berasal dari buah carica yang termasuk dalam rumpun papaya. Bentuk buahnya mirip pepaya, namun ukurannya lebih mini dengan rasa buah yang agak masam dan sedikit kenyal. Buah ini masih masuk ke dalam satu keluarga dengan pepaya. Di Indonesia sendiri carica hanya bisa dijumpai di Gunung Dieng. Di lereng gunung itu pun tidak semua tempat cocok ditumbuhi pohon ini. Semakin ke bawah, semakin sulit tumbuh. Itulah kenapa, jika datang ke Dieng Kamu tidak boleh melewatkan makanan dari ‘pepaya mini’ Dieng ini.
-
Kacang Dieng
[caption id="attachment_34201" align="aligncenter" width="1000"] Sumber gambar: Shutterstock[/caption]
Jajanan satu berbahan dasar kacang yang tumbuh baik di sekitaran dataran tinggi Dieng. Bentuk dari kacang ini juga terbilang cukup unik, bentuknya yang besar seperti kacang koro yang membuat sensasi renyah dan berisi saat digigit.
-
Sagon
[caption id="attachment_34202" align="aligncenter" width="1000"] Sumber gambar: Shutterstock[/caption]
Kue sagon ini disajikan panas-panas dengan aroma wangi kelapa yang dibakar, rasanya nikmat banget. Kelapa yang digunakan adalah kelapa pilihan, antara lain jenis yang sedang, nggak terlalu muda, dan juga nggak terlalu tua. Karena jika terlalu muda, hasilnya akan lembek. Kalau terlalu tua, nanti rasa sagon kurang gurih. Orang Dieng menyebut kue ini rangin. Kita bisa menemui penjual kue sagon bakar ini di setiap destinasi wisata yang ada di Dieng.
-
Purwaceng
[caption id="attachment_34203" align="aligncenter" width="1000"] Sumber gambar: Shutterstock[/caption]
Purwaceng sebenarnya adalah tumbuhan dengan nama latin Pimpinella pruatjan yang tumbuh di dataran tinggi Dieng. Akarnya yang seperti ginseng, sering diolah untuk campuran minuman kopi yang dijual di kedai-kedai yang ada di Dieng. Purwaceng disebut sebagai Viagra ala Jawa. Julukan Viagra ala Jawa bukanlah isapan jempol. Akar purwaceng sendiri ialah afrodisiak yang berkhasiat untuk memperkuat tubuh, melancarkan peredaran darah dan meningkatkan gairah seksual.
BACA JUGA: Kisah Anak Gimbal di Dieng dan Ritual Potong Rambutnya
Komentar