Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman warna suku dan budaya. Banyaknya suku asli di Indonesia ini seringkali membuat banyak suku-suku ini yang jarang diketahui dan bahkan jarang didengar oleh masyarakat Indonesia sendiri. Berikut ini merupakan suku asli di Indonesia yang jarang diketahui oleh masyarakat luas.
10 Suku Asli di Indonesia yang Jarang Diketahui
-
Suku Tidung
Sumber gambar: dailysia.com
Sekarang, masyarakat suku Tidung tersebar di sepanjang wilayah timur laut pulau Kalimantan dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Di antaranya yaitu di Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebatik Barat. Orang Tidung memiliki bahasa daerah yang mirip dengan Melayu, karena wilayahnya yang dekat dari Malaysia. Kelompok bahasa Tidung terdiri dari bahasa Tidung, Bulungan, Kalabakan, Murut Sembakung, dan Murut Serudung.
Oh iya, tau gak sih Aladiners kalau baju daerah yang ada di uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia itu adalah baju adat Suku Tidung yang berada di wilayah Kalimantan Utara. Dilansir dari Kompas.com, Suku Tidung merupakan subsuku dari Suku Dayak Murut, yang mana salah satu dari tujuh suku besar, yang tinggal di Kalimantan Utara. Nama tidung ini diambil dari kata tiding atau tideng yang artinya gunung atau bukit. Namun, kebanyakan masyarakat Suku Tidung bermukim di wilayah pesisir.
-
Suku Korowai
Sumber gambar: shutterstock
Keberadaan suku Korowai ini ditemukan sekitar 30 tahun lalu di daerah pedalaman Papua. Masyarakat suku ini hidup dengan cara yang unik yaitu di dalam rumah pohon dengan ketinggian yang mencapai 50 meter dari permukaan tanah. Suku ini pun merupakan salah satu suku di Papua yang tidak memakai koteka. Perlu dipahami nih Aladiners, walaupun terdengar kabar bahwa suku ini merupakan suku kanibal, tetapi setelah diteliti lebih dalam, ternyata mereka hanya memakan daging manusia yang terbukti melanggar peraturan adat aja kok, misalnya tukang sihir alias khuakhua. Ga semua manusia ditangkap langsung dimakan ya Aladiners. Jangan salah paham dulu, hehehe… Seiring berjalannya zaman dan waktu, sifat kanibal suku Korowai kini sudah mulai ditinggalkan, terlebih setelah banyak warga yang memperoleh penginjilan dan memberi diri untuk dibaptis.
-
Suku Kajang
Sumber gambar: shutterstock
Masyarakat suku Kajang mempunyai ciri khas yaitu menggunakan pakaiannya yang serba berwarna hitam. Pakaian hitam ini memiliki makna sahaja, sederhana atau setara dalam masyarakatnya. Pakaian hitam juga agar mereka selalu ingat akan kematian atau dunia akhir. Kesetaraan tak hanya terlihat dari pakaian, tapi juga dari rumah. Semua rumah bentuk dan ukuran rumahnya memiliki kesamaan, kecuali rumah Ammatoa. Sebuah pemukiman warga yang mengarah ke barat.
-
Suku Polahi
Sumber gambar: Arfandi Ibrahim/ Liputan6.com
Suku ini bisa terbilang unik karena masyrakat mereka memilih mengasingkan diri sejak zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Indonesia. Polahi atau dalam bahasa Gorontalo berarti pelarian, mereka merupakan sekelompok orang yang tinggal di hutan. Suku Polahi memilih mengasingkan diri ke hutan berawal pada zaman VOC, yakni sekitar abad ke-17. Nenek moyang mereka memilih lari dan mengasingkan diri ke dalam hutan karena menolak peraturan dan penindasan yang diberlakukan VOC kala itu.
Mereka lebih memilih bersama untuk mengasingkan diri dan membentuk komunitas untuk bergerilya dari hutan ke hutan. Sebelum menetap di area yang saat ini mereka tempati. Selain itu, suku ini bertahan hidup dengan nomaden atau berpindah-pindah tempat dari hutan satu ke hutan lainya, hal ini terjadi ketika kematian datang menjemput salah satu keluarga mereka. Saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia, jenazahnya akan dimakamkan di tempat itu lalu mereka akan meninggalkan tempat tersebut. Adat di suku ini yang mencuri perhatian adalah suatu kewajaran bagi masyarakat suku Polahi untuk melakukan perkawinan sedarah antar saudara kandung. Seorang pria bahkan bisa menjadi suami lebih dari 1 saudarinya. Meskipun hidup memiliki tradisi yang berbeda dengan masyarakat umum, tetapi suku Polahi sudah cukup terbuka dengan masyarakat luar.
BACA JUGA: 6 Suku di Indonesia yang di Dipercaya Punya Ilmu Hitam Paling Mengerikan
-
Suku Togutil
Sumber gambar: vendelin.org/Toomas Vendelin
Suku Togutil (atau dikenal juga sebagai Suku Tobelo Dalam) adalah kelompok/komunitas etnis yang hidup di hutan-hutan secara nomaden. Orang di suku Togutil ini sendiri tak mau disebut "Togutil" karena Togutil bermakna konotatif yang artinya "keterbelakang". Kehidupan mereka masih sangat tergantung pada keberadaan hutan-hutan asli. Mereka bermukim secara berkelompok di sekitar sungai. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu, bambu dan beratap daun palem. Umumnya rumah mereka tidak berdinding dan berlantai papan panggung. Kepemimpinan yang penting dalam masyarakat Togutil ialah kepala kelompok yang mereka sebut Dimono. Dimono ini adalah biasanya seorang lelaki senior yang kuat, berpengalaman dan bijaksana, lebih utama lagi dia harus menguasai hukum adat dan kesejahteraan masyarakatnya.
-
Suku Kubu
Sumber gambar: Muhammad Lazuardi
Suku Kubu biasa dikenal sebagai Orang Anak Dalam atau Orang Rimbo, sang penjaga rimba yang hidup di hutan Sumatera. Mereka hidup dengan cara berkelompok dan berpindah-pindah, khususnya ketika ada anggota yang meninggal. Mereka hidup nomaden dengan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu. Suku Kubu cenderung primitif dikarenakan beberapa faktor, salah satunya seperti kondisi lingkungan tempat tinggal yang lokasinya ada jauh di dalam hutan belantara serta tidak mengenal peradaban di luar hutan.
-
Suku Dani
Sumber gambar: shutterstock
Suku ini adalah salah satu suku asli yang mendiami tanah Papua. Suku ini diketahui tinggal di pedalaman wilayah pegunungan dan lembah Papua. Keberadaan mereka telah dikenal sejak ratusan tahun lalu, apalagi mereka memiliki ciri khas yang sangat dikagumi dunia. Mereka memiliki tradisi perang yang kini dijadikan festival budaya dengan nama Festival Lembah Baliem. Suku Dani juga menanam umbi-umbian lainnya di ladang. Sebagian lainnya juga menanam sayur-sayuran, seperti sawi, kol, jeruk, dan buah merah. Selain dikonsumsi sendiri, beberapa penduduk juga menjual hasil pertanian ke kota setelah dipanen.
BACA JUGA: Suku Tengger yang Merawat Ritual Yadnya Kasada
-
Suku Laut
Sumber gambar: tripcanvas
Sea Nomads atau Suku Laut atau Suku Sampan, merupakan suku yang tinggal di wilayah perairan Kepulauan Riau. Disebut sebagai Suku Laut karena melakukan seluruh aktivitas kegiatan hidup di laut dan memfungsikan perahu atau sampan yang beratapkan sebuah kajang sebagai rumah mereka. Mereka hidup berpindah dari pulau ke pulau hingga muara sungai (nomaden). Meski memiliki rumah permanen di daratan, orang suku laut hidup dan bertumbuh dengan cara berpindah dari satu wilayah laut ke wilayah laut lainnya tergantung pada musim.
-
Suku Sakai
Sumber gambar: good news from Indonesia
Suku ini adalah salah satu suku asli Riau yang dulu dipercaya memiliki pola hidup berpindah-pindah. Kehidupannya suku tersebut pun dikenal selalu dekat dan bergantung pada hutan. Nama Sakai mengacu pada cara hidup Suku Sakai yang selalu berpindah ke berbagai tepian sungai atau sumber air. Karena hidup nomaden, Suku Sakai biasanya tinggal di pondokan yang mudah dibongkar.
-
Suku Bauzi
Sumber gambar: blogpackerindo.blogspot
Menurut Summer Institute of Linguistics (SIL), Suku Bauzi ada dalam urutan ke-14 sebagai suku paling terasing. Mereka hidup di hutan belantara, lembah, dan pegunungan di kawasan Mamberamo yang Suku ini terkenal sebagai pemburu buaya dan ular. Bagi mereka, daging buaya dan ular adalah makanan terbaik di dunia. Daging buaya dan ular ini biasanya dimasak dengan cara dipanggang di atas perapian, dimakan bersama sagu, pisang bakar, atau sukun.
BACA JUGA: 6 Suku di Indonesia yang Dipercaya Punya Ilmu Hitam Paling Mengerikan
Komentar